Cara Menyimpan Obat yang Benar - Tips Kesehatan
Cara Menyimpan Obat yang Benar - Obat bermanfaat sebagai penyembuh. Namun siapa sangka, obat juga berpotensi mendatangkan malapetaka. Karena itu, dengan pengetahuan tentang obat dan penggunaannya secara tepat dan aman, anda akan terhindar dari bahaya yang mungkin ditimbulkan olehnya. Bahkan, anda juga akan lebih banyak memetik manfaatnya, seperti halnya anda memetik manfaat dengan melakukan sarapan pagi
Aturan penyimpanan
Guna memperlambat penguraian, maka semua obat sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dalam wadah asli dan terlindung dari lembab dan cahaya. Dan hendaknya di suatu tempat yang tidak bisa dicapai oleh anak2, agar jangan dikira sebagai permen berhubung bentuk dan warnanya kerapkali sangat menarik. Obat-obat tertentu harus disimpan di lemari es dan persyaratan ini selalu dicantumkan pada bungkusbya, mis. insulin.
Lama penyimpanan obat
Masa penyimpanan obat tergantung dari kandungan dan cara menyimpannya. Obat yang mengandung cairan paling cepat terurainya, karena bakteri dan jamur dapat tumbuh baik di lingkungan lembab. Maka itu terutama obat tetes mata, kuping dan hidung, larutan, sirup dan salep yang mengandung air/krim sangat terbatas jangka waktu kadaluwarsanya. Pada obat-obat biasanya ada kandungan zat pengawet, yang dapat merintangi pertumbuhan kuman dan jamur. Akan tetapi bila wadah sudah dibuka, maka zat pengawetpun tidak dapat menghindarkan rusaknya obat secara keseluruhan. Apalagi bila wadah sering dibuka-tutup. mis. dengan tetes mata, atau mungkin bersentuhan dengan bagian tubuh yang sakit, mis. pipet tetes mata, hidung atau telinga. Oleh karena itu obat hendaknya diperlakukan dengan hati-hati, yaitu setelah digunakan, wadah obat perlu ditutup kembali dengan baik, juga membersihkan pipet/sendok ukur dan mengeringkannya.
Di negara2 maju pada setiap kemasan obat harus tercantum bagaimana cara menyimpan obat dan tanggal kadaluwarsanya, diharapkan bahwa di kemudian hari persyaratan ini juga akan dijalankan di Indonesia secara menyeluruh. Akan tetapi, bila kemasan aslinya sudah dibuka, maka tanggal kadaluwarsa tsb tidak berlaku lagi. Dalam daftar di bawah ini diberikan ringkasan dari jangka waktu penyimpanan dari sejumlah obat, bila kemasannya sudah dibuka. Angka2 ini hanya merupakan pedoman saja, dan hanya berlaku bila obat disimpan menurut petunjuk2 yang tertera dalam aturan pakai.
Bagaimana cara menyimpan obat dengan benar? Sudahkah obat-obatan kita di rumah tersimpan dengan baik? Berikut adalah tips cara menyimpan obat yang benar:
Sediakan wadah penyimpanan obat dan pilah-pilah obat menurut jenisnya, untuk memudahkan ketika kita mencarinya.
Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung atau seperti yang tertera pada kemasan.
Simpan obat ditempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat menimbulkan kerusakan.
Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat.
Periksa kondisi obat secara rutin, jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Bersihkanlah wadah/kotak tempat penyimpanan obat secara rutin.
Cara Menyimpan Obat Bentuk Sirup
Periksa kemasan obat sirup atau larutan yang akan kita terima. Kemasan obat sirup haruslah dalam kondisi tertutup, tidak rusak dan masih tersegel sehingga dapat dipastikan stabilitas produk masih terjaga
Periksa masa kadaluwarsa obat yang tertera dalam kemasan produk obat. Masa kadaluwarsa obat menunjukkan masa stabilitas suatu produk dan merupakan indikasi seberapa lama kita diperbolehkan untuk menggunakan obat tersebut.
Tanyakan kepada apoteker atau petugas farmasi tentang informasi penting lainnya yang terkait penggunaan dan penyimpanan obat sirup. Setiap obat mengandung bahan obat, bahan tambahan dan cara produksi yang berbeda sehingga informasi spesifik terkait obat perlu anda tanyakan kepada apoteker maupun petugas farmasi.
Sebelum menggunakan, anda perlu melakukan hal sebagai berikut agar obat yang anda konsumsi berkhasiat dan manjur mengobati penyakit anda:
Perhatikan tentang cara pakai obat. Selain diminum dengan menggunakan sendok, beberapa sediaan likuida juga diberikan dalam bentuk tetes (drop) khususnya bagi balita. Selain itu ada pula bentuk sediaan sirup kering misalnya antibiotik amoksisilin yang harus dicampur terlebih dahulu dengan air sebelum dikonsumsi. Perhatikan jenis sediaan likuida yang anda terima apakah termasuk larutan yang langsung dapat dikonsumsi dengan sendok takar, diteteskan menggunakan alat penetes ataukah perlu dicampur dengan air terlebih dahulu.
Cermati aturan pakainya. Aturan pakai obat akan berpengaruh pada efektifitas dan keamanan terapi. Sebagai contoh, obat yang diberi aturan pakai sehari tiga kali maka obat tersebut pada dasarnya diminta untuk dikonsumsi tiap 8 jam agar menghasilkan efek terapi yang sesuai sehingga usahakan tiap 8 jam anda mengonsumsi obat ini. Pemakaian obat yang tidak sesuai dengan aturan pakainya dapat menyebabkan overdosis (dosis terlalu tinggi) ataupun underdosis (dosis terlalu rendah) sehingga berbahaya bagi tubuh.
Biasanya obat bentuk likuida disertai dengan keterangan “Kocok dahulu” khususnya bagi sediaan suspensi dan emulsi . Oleh karena itu, sebelum digunakan kocoklah terlebih dahulu agar obat tercampur dengan merata.
Taati takaran pemakaiannya. Takaran pakai obat akan sangat mempengaruhi keberhasilan suatu terapi. Pernah saya melihat pasien yang langsung meminum sirup obat batuk dari wadahnya tanpa menggunakan sendok takar ataupun menggunakan sendok makan yang ada dirumah. Jika aturan pakai obat sirup yang anda terima adalah dalam takaran sendok teh maka berarti anda harus mengonsumsinya sejumlah 5 mL, jika dalam takaran sendok makan maka jumlah yang harus dikonsumsi adalah 15 mL. Sendok makan dirumah bukanlah alat takar yang sesuai untuk hal itu sehingga gunakan alat takar yang ada dalam produk obat atau mintalah apoteker atau petugas farmasi untuk menyertakan alat takar atau sendok takar yang dimaksud.
Perhatikan lama pemakaian. Obat sirup tertentu misalnya antibiotik harus dikonsumsi sampai tuntas, sedang obat sirup yang membantu meredakan gejala seperti batuk, pilek, panas maupun alergi hanya digunakan secukupnya saja hingga gejala mereda. Untuk itu perlu anda tanyakan kepada dokter atau apoteker tentang lama pemakaian obat sirup tersebut. Pemakaian jangka panjang suatu obat tanpa indikasi penyakit yang jelas dapat menyebabkan timbulnya penyakit baru seperti gangguan liver dan ginjal, oleh karena itu gunakan obat dengan bijak.
Setelah menggunakan obat likuida seperti sirup, maka anda perlu menyimpannya di tempat yang sesuai. Penyimpanan obat yang keliru dapat menyebabkan obat mudah rusak, tidak stabil dan berisiko untuk dikonsumsi sehingga anda harus benar-benar memperhatikan lokasi dan cara penyimpanan obat, sebagai berikut:
Simpanlah obat pada tempat yang bersih, kering, terlindung dari cahaya matahari langsung dan pada suhu ruangan (tidak terlalu panas atau dingin yaitu antara 20-30 0C). Beberapa obat terkadang perlu disimpan dalam suhu yang lebih dingin, misal ditempatkan di dalam kulkas/lemari es, untuk itu tanyakan apoteker tentang cara penyimpanan obat tersebut. Ada baiknya pembaca memiliki tempat khusus untuk penyimpanan obat yang memenuhi persyaratan tempat penyimpanan obat diatas.
Jangan simpan obat dalam freezer karena suhu yang terlampau dingin akan merusak stabilitas obat sehingga obat tidak dapat digunakan lagi.
Jangan simpan obat di tempat yang panas misal di dashboard mobil atau ditempat yang terkena cahaya matahari langsung seperti di jendela kamar karena suhu yang terlampau panas akan dapat merusak stabilitas obat.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Perlu kita ingat bahwa obat dapat berbahaya layaknya racun sehingga jangan sampai obat yang kita simpan terminum oleh anak-anak. Oleh karena itu pilih tempat yang aman, yang tidak dapat dijangkau oleh anak-anak karena biasanya rasa keingintahuan anak-anak terhadap suatu hal dapat menyebabkan mereka tertarik untuk mengonsumsi obat yang kita simpan.
Tutup wadah sirup dengan rapat dan bersihkan bekas sirup yang tercecer dalam kemasan. Dengan menutup wadah sirup rapat-rapat maka dapat meminimalkan kontaminasi mikroba. Selain itu, wadah yang tertutup rapat juga dapat memperlambat proses oksidasi obat. Oksidasi adalah proses terurainya obat yang disebabkan oleh kandungan oksigen di udara, sehingga obat yang tertutup rapat akan memiliki stabilitas yang lebih panjang.
Beberapa obat misal sirup kering yang berisi antibiotik, tidak boleh disimpan lebih dari 7 hari setelah tercampur dengan air. Larutan oralit untuk anak-anak yang biasa tersedia dalam botol besar juga hanya boleh disimpan selama 24 jam. Oleh karena itu, baca petunjuk penyimpanan yang tertera pada kemasaan produk agar lebih aman saat digunakan.
Cara Menyimpan Obat yang Benar - Obat bermanfaat sebagai penyembuh. Namun siapa sangka, obat juga berpotensi mendatangkan malapetaka. Karena itu, dengan pengetahuan tentang obat dan penggunaannya secara tepat dan aman, anda akan terhindar dari bahaya yang mungkin ditimbulkan olehnya. Bahkan, anda juga akan lebih banyak memetik manfaatnya, seperti halnya anda memetik manfaat dengan melakukan sarapan pagi
Aturan penyimpanan
Guna memperlambat penguraian, maka semua obat sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dalam wadah asli dan terlindung dari lembab dan cahaya. Dan hendaknya di suatu tempat yang tidak bisa dicapai oleh anak2, agar jangan dikira sebagai permen berhubung bentuk dan warnanya kerapkali sangat menarik. Obat-obat tertentu harus disimpan di lemari es dan persyaratan ini selalu dicantumkan pada bungkusbya, mis. insulin.
Lama penyimpanan obat
Masa penyimpanan obat tergantung dari kandungan dan cara menyimpannya. Obat yang mengandung cairan paling cepat terurainya, karena bakteri dan jamur dapat tumbuh baik di lingkungan lembab. Maka itu terutama obat tetes mata, kuping dan hidung, larutan, sirup dan salep yang mengandung air/krim sangat terbatas jangka waktu kadaluwarsanya. Pada obat-obat biasanya ada kandungan zat pengawet, yang dapat merintangi pertumbuhan kuman dan jamur. Akan tetapi bila wadah sudah dibuka, maka zat pengawetpun tidak dapat menghindarkan rusaknya obat secara keseluruhan. Apalagi bila wadah sering dibuka-tutup. mis. dengan tetes mata, atau mungkin bersentuhan dengan bagian tubuh yang sakit, mis. pipet tetes mata, hidung atau telinga. Oleh karena itu obat hendaknya diperlakukan dengan hati-hati, yaitu setelah digunakan, wadah obat perlu ditutup kembali dengan baik, juga membersihkan pipet/sendok ukur dan mengeringkannya.
Di negara2 maju pada setiap kemasan obat harus tercantum bagaimana cara menyimpan obat dan tanggal kadaluwarsanya, diharapkan bahwa di kemudian hari persyaratan ini juga akan dijalankan di Indonesia secara menyeluruh. Akan tetapi, bila kemasan aslinya sudah dibuka, maka tanggal kadaluwarsa tsb tidak berlaku lagi. Dalam daftar di bawah ini diberikan ringkasan dari jangka waktu penyimpanan dari sejumlah obat, bila kemasannya sudah dibuka. Angka2 ini hanya merupakan pedoman saja, dan hanya berlaku bila obat disimpan menurut petunjuk2 yang tertera dalam aturan pakai.
Bagaimana cara menyimpan obat dengan benar? Sudahkah obat-obatan kita di rumah tersimpan dengan baik? Berikut adalah tips cara menyimpan obat yang benar:
Sediakan wadah penyimpanan obat dan pilah-pilah obat menurut jenisnya, untuk memudahkan ketika kita mencarinya.
Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung atau seperti yang tertera pada kemasan.
Simpan obat ditempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat menimbulkan kerusakan.
Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat.
Periksa kondisi obat secara rutin, jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Bersihkanlah wadah/kotak tempat penyimpanan obat secara rutin.
Cara Menyimpan Obat Bentuk Sirup
Periksa kemasan obat sirup atau larutan yang akan kita terima. Kemasan obat sirup haruslah dalam kondisi tertutup, tidak rusak dan masih tersegel sehingga dapat dipastikan stabilitas produk masih terjaga
Periksa masa kadaluwarsa obat yang tertera dalam kemasan produk obat. Masa kadaluwarsa obat menunjukkan masa stabilitas suatu produk dan merupakan indikasi seberapa lama kita diperbolehkan untuk menggunakan obat tersebut.
Tanyakan kepada apoteker atau petugas farmasi tentang informasi penting lainnya yang terkait penggunaan dan penyimpanan obat sirup. Setiap obat mengandung bahan obat, bahan tambahan dan cara produksi yang berbeda sehingga informasi spesifik terkait obat perlu anda tanyakan kepada apoteker maupun petugas farmasi.
Sebelum menggunakan, anda perlu melakukan hal sebagai berikut agar obat yang anda konsumsi berkhasiat dan manjur mengobati penyakit anda:
Perhatikan tentang cara pakai obat. Selain diminum dengan menggunakan sendok, beberapa sediaan likuida juga diberikan dalam bentuk tetes (drop) khususnya bagi balita. Selain itu ada pula bentuk sediaan sirup kering misalnya antibiotik amoksisilin yang harus dicampur terlebih dahulu dengan air sebelum dikonsumsi. Perhatikan jenis sediaan likuida yang anda terima apakah termasuk larutan yang langsung dapat dikonsumsi dengan sendok takar, diteteskan menggunakan alat penetes ataukah perlu dicampur dengan air terlebih dahulu.
Cermati aturan pakainya. Aturan pakai obat akan berpengaruh pada efektifitas dan keamanan terapi. Sebagai contoh, obat yang diberi aturan pakai sehari tiga kali maka obat tersebut pada dasarnya diminta untuk dikonsumsi tiap 8 jam agar menghasilkan efek terapi yang sesuai sehingga usahakan tiap 8 jam anda mengonsumsi obat ini. Pemakaian obat yang tidak sesuai dengan aturan pakainya dapat menyebabkan overdosis (dosis terlalu tinggi) ataupun underdosis (dosis terlalu rendah) sehingga berbahaya bagi tubuh.
Biasanya obat bentuk likuida disertai dengan keterangan “Kocok dahulu” khususnya bagi sediaan suspensi dan emulsi . Oleh karena itu, sebelum digunakan kocoklah terlebih dahulu agar obat tercampur dengan merata.
Taati takaran pemakaiannya. Takaran pakai obat akan sangat mempengaruhi keberhasilan suatu terapi. Pernah saya melihat pasien yang langsung meminum sirup obat batuk dari wadahnya tanpa menggunakan sendok takar ataupun menggunakan sendok makan yang ada dirumah. Jika aturan pakai obat sirup yang anda terima adalah dalam takaran sendok teh maka berarti anda harus mengonsumsinya sejumlah 5 mL, jika dalam takaran sendok makan maka jumlah yang harus dikonsumsi adalah 15 mL. Sendok makan dirumah bukanlah alat takar yang sesuai untuk hal itu sehingga gunakan alat takar yang ada dalam produk obat atau mintalah apoteker atau petugas farmasi untuk menyertakan alat takar atau sendok takar yang dimaksud.
Perhatikan lama pemakaian. Obat sirup tertentu misalnya antibiotik harus dikonsumsi sampai tuntas, sedang obat sirup yang membantu meredakan gejala seperti batuk, pilek, panas maupun alergi hanya digunakan secukupnya saja hingga gejala mereda. Untuk itu perlu anda tanyakan kepada dokter atau apoteker tentang lama pemakaian obat sirup tersebut. Pemakaian jangka panjang suatu obat tanpa indikasi penyakit yang jelas dapat menyebabkan timbulnya penyakit baru seperti gangguan liver dan ginjal, oleh karena itu gunakan obat dengan bijak.
Setelah menggunakan obat likuida seperti sirup, maka anda perlu menyimpannya di tempat yang sesuai. Penyimpanan obat yang keliru dapat menyebabkan obat mudah rusak, tidak stabil dan berisiko untuk dikonsumsi sehingga anda harus benar-benar memperhatikan lokasi dan cara penyimpanan obat, sebagai berikut:
Simpanlah obat pada tempat yang bersih, kering, terlindung dari cahaya matahari langsung dan pada suhu ruangan (tidak terlalu panas atau dingin yaitu antara 20-30 0C). Beberapa obat terkadang perlu disimpan dalam suhu yang lebih dingin, misal ditempatkan di dalam kulkas/lemari es, untuk itu tanyakan apoteker tentang cara penyimpanan obat tersebut. Ada baiknya pembaca memiliki tempat khusus untuk penyimpanan obat yang memenuhi persyaratan tempat penyimpanan obat diatas.
Jangan simpan obat dalam freezer karena suhu yang terlampau dingin akan merusak stabilitas obat sehingga obat tidak dapat digunakan lagi.
Jangan simpan obat di tempat yang panas misal di dashboard mobil atau ditempat yang terkena cahaya matahari langsung seperti di jendela kamar karena suhu yang terlampau panas akan dapat merusak stabilitas obat.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Perlu kita ingat bahwa obat dapat berbahaya layaknya racun sehingga jangan sampai obat yang kita simpan terminum oleh anak-anak. Oleh karena itu pilih tempat yang aman, yang tidak dapat dijangkau oleh anak-anak karena biasanya rasa keingintahuan anak-anak terhadap suatu hal dapat menyebabkan mereka tertarik untuk mengonsumsi obat yang kita simpan.
Tutup wadah sirup dengan rapat dan bersihkan bekas sirup yang tercecer dalam kemasan. Dengan menutup wadah sirup rapat-rapat maka dapat meminimalkan kontaminasi mikroba. Selain itu, wadah yang tertutup rapat juga dapat memperlambat proses oksidasi obat. Oksidasi adalah proses terurainya obat yang disebabkan oleh kandungan oksigen di udara, sehingga obat yang tertutup rapat akan memiliki stabilitas yang lebih panjang.
Beberapa obat misal sirup kering yang berisi antibiotik, tidak boleh disimpan lebih dari 7 hari setelah tercampur dengan air. Larutan oralit untuk anak-anak yang biasa tersedia dalam botol besar juga hanya boleh disimpan selama 24 jam. Oleh karena itu, baca petunjuk penyimpanan yang tertera pada kemasaan produk agar lebih aman saat digunakan.
Advertisement