-->
Contoh Banner

Ternyata Krim Pemutih Wajah Racikan Dokter di Beli Online

Ternyata Krim Pemutih Wajah Racikan Dokter di Beli Online
Ternyata Krim Pemutih Wajah Racikan Dokter di Beli Online
Ternyata Krim Pemutih Wajah Racikan Dokter di Beli Online - Baru sekitar setahun yang lalu aku menulis postingan ini. Sudah lama tidak dibuka dan saat dibaca sekarang rasanya tulisanku masih kekanak-kanakan dan banyak out of topic. Atas pertimbangan agar lebih nyaman dibaca, posting  ini tidak henti-hentinya diperbaharui. Banyak isi yang dipotong agar menjadi lebih fokus dan padat, sedangkan isi yang dipotong telah dibuat tema posting sendiri.
Posting ini ditulis dari saat aku masih sangat 'awam' dan bodoh tentang krim gajebo, sampai sudah terbuka pikirannya karena banyak membaca artikel. Semoga ilmu yang aku tulis dapat bermanfaat dan membuat melek konsumen Indonesia :)

Maret 2012 lalu aku membeli paket krim wajah Walet 2 in 1 di sebuah online shop Facebook. Sudah pernah denger krim walet? Siapa sih cewe yang tidak tergiur dengan promosinya. Dari bermacam-macam merek krim walet, aku menemukan salah satu online shop yang menjual merek ini. Harga paket krim ini sebenarnya terbilang mahal, tapi yang aku temukan hanya seharga 40rb saja. Manusiawi, tergiur murah dan aman (menurut pengakuan seller, alasannya di deskripsi produk terdapat tulisan dari singapura), aku tergiur untuk mencoba.

Paket krim walet tiba. Saat kotak paket kubuka, rasanya seperti ada wangi ngengat parfum keluar. Wangi ini ternyata dari sabun yang diberi nama Soap UV. Whitening. Deskripsi produk yang tertulis ternyata menggunakan bahasa Indonesia walau ada tulisan dari Singapura. Dari sini saja sudah terlihat akal-akalan produsen. Isi paket ada sabun, krim pagi, krim malam dan krim anti iritasi menurut pengakuan seller yang di bungkus krim tertulis "Fluocinonide Cream".

Krim Pemutih Wajah Racikan Dokter

Paket krim Walet 2 in 1

Ternyataaaaaaa.. di tokopedia.com ada yang jual 20rb, bahkan 16rb! Harga yang sangat murah ini membuat aku ragu terhadap kualitas produk. Saat pertama kali ingin coba, aku bingung bagaimana pemakaian krim ini. Karena si penjual tidak komunikatif dengan banyak pertanyaan yang aku ajukan, aku pun mulai mencari tau apa itu krim Fluocinonide. Dari sumber yang aku dapat, Fluocinonide krim adalah krim untuk eczema atau peradangan kulit akibat reaksi hipersensitif (respon berlebihan) terhadap alergen (pencetus timbulnya reaksi alergi) dari luar (eksogen) maupun dari dalam tubuh penderita (endogen). Intinya adalah untuk penderita penyakit alergi kulit dan ini pun harus dengan resep dokter. 

Merasa aku tidak punya alergi kulit, mulailah aku pake krim ini tanpa krim Fluocinonide. Beberapa menit setelah aku oleskan, wajahku terasa panas seperti meradang. Baru aku kepikiran mungkin ini efeknya jika tidak memakai krim Fluocinonide tersebut.

Setelah pakai selama dua minggu, tidak ada perubahan yang berarti. Itu mungkin karena krimnya aku olesi tipis-tipis pada wajahku. Di minggu ketiga, aku mulai ingin mencoba produk lain. Aku ketemu paket krim ini di sebuah online shop Facebook. Termakan promosi, akhirnya aku membeli krim ini. Sebelum krim wajah yang baru aku pesan ini tiba, aku kembali menengok paket krim Walet 2 in 1 yang masih penuh. Karena gemes tidak mendapatkan hasil yang memuaskan seperti promosinya, aku mulai mengolesi krimnya dengan porsi lebih banyak agar cepat habis.

Niatnya setelah habis dapat aku jeda sekitar seminggu sebelum memakai paket krim baru tersebut (cara ini harus kamu lakukan jika ingin berpindah produk dokter). Tapi niat itu hilang setelah pagi hari pemakaian banyak semalam. Tidak disangka kulit wajah jadi panas. Walau wajah jadi memutih, jerawat kempis, wajahku meradang. Saking panasnya seperti ada ngilu dari dalam rahang dan bagian wajah lainnya. Kulitku juga terlihat mengelupas tipis. Mungkin ini 'reaksi wajar' menurut penjualnya. Mulai saat itu aku tidak berani memakai krim walet ini lagi. Krim walet tadi justru berefek samping seperti krim dokter pada umumnya.

Dan akhirnya aku tau tentang krim wallet ini adalah krim abal-abal. Oke, aku tulis dengan font besar saja biar yang lagi salto pun bisa baca:
Pada database registrasi BPOM, merek maupun produk yang menggunakan bahan dasar walet yang legal hanya berupa losion tubuh (body lotion), losion tangan (hand body lotion), pembersih (cleaner), serta beberapa produk makanan dan minuman. 04/03/13 (sumber)

Dapat disimpulkan untuk saat ini, semua krim walet yang beredar masih tidak ada kejelasan mulai dari kandungan sampai intansi pembuat sehingga belum layak konsumsi. Sumber yang didapatkan dari informasi tersebut adalah sumber yang memiliki instansi jelas sehingga datanya valid!

Sekilas tentang krim dokter. Sebenarnya krim racikan dokter tidak boleh dijual di Online. Karena jika ada efek samping alergi kulit, purging, inflamasi, flare-up, dll (seperti meradang atau muncul jerawat besar-besar), terlihat kusam dan lainnya (tergantung kondisi wajah), konsumen tidak bisa konsultasi langsung dengan pakarnya sehingga memutuskan berhenti dari pemakaian. Padahal, menurut salah satu dokter kulit dari RSUD Moewardi, jika konsumen sudah memutuskan untuk memakai krim dokter, konsumen harus intense melanjutkan pemakaian sampai segala macam efek samping itu berhenti (sampai sembuh). Karena namanya obat dokter, pasti beda dengan produk pasaran yang tidak ada efek samping dan hasil dalam waktu cepat.

Paket berikutnya tiba dirumahku. Nama paketnya adalah Cream PL, pernah dengar? Si penjual mengaku krim ini merupakan krim racikan dokter yang aman. Kandungannya Vit. E, bubuk mutiara, collagen dan coconut oil. Krim yang dijual di facebook ini diklaim sebagai krim yang sangat bagus untuk wajah. Sudah banyak testimonial yang aku baca dari foto-foto si penjual ini.

Krim Pemutih Wajah Racikan Dokter
Paket krim PL yang kubeli, 150rb. Lihat sabunnya, sepertinya merk sabun sengaja dilepas. 

Foto diatas memang masuk akal, 150rb terdiri dari krim dan sabun. Berbeda dengan krim walet yang terlalu murah dan isinya juga sangat dikit. Yang ganjil adalah sabunnya, merk dilepas mungkin takut ketauan sabun murah atau bisa cari ditempat lain dengan harga yang lebih murah. Dari berhenti pemakaian krim walet, sebenarnya aku sudah ragu untuk coba-coba lagi. Saat itu aku mulai mencari info sedetailnya dari sang seller. Mulai dari nomor BPOM dan kandungannya bermerkuri atau hydroquinon aku tanyakan pada penjual. Namun si penjual tidak menjawab hal itu. Seperti tidak berani menanggapi, penjual malah mengalihkan pertanyaan dengan kata-kata seperti "krim ini bagus, banyak yang cocok, dan kandungannya aman" (mengulang isi kandungan seperti yang disebutkan diatas tadi). Aku pun mulai mencari-cari cara mengetahui kandungan merkuri di google, dan akhirnya ketemu. Cara ini memang tidak valid, namun saat itu hanya cara ini yang dapat aku lakukan untuk mengetes barang yang telah aku beli. (Cara-cara penting lainnya juga terdapat setelah ini).


Cara mengetes kandungan merkuri pada krim dengan menggunakan emas:
(Note: Hanya untuk sekedar tahu saja, karena ini bukan merupakan cara yang efektif. Dalam artian, jika tidak hitam bukan berarti tidak mengandung merkuri, belum lagi bahan berbahaya lainnya selain merkuri, seperti kortikosteroid misalnya)

Pertama ; Taburkan / oleskan produk di telapak tangan dengan tebal (rada banyak)
Kedua ; Ambil emas (cincin, gelang, kalung ato apa aja pokoknya yang mengandung emas) gosok – gosok di telapak tangan yang sudah di taburi bedak tadi.
Ketiga ; Tunggu kira2 1 menit. Lihat perubahan warna pada telapak tangan. Kalau telapak tangan berubah menjadi item ato abu2, berarti produknya mengandung mercury. Dan semakin banyak kandungan mercury di dalamnya maka semakin hitam pula hasil gosokannya. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba !!!

Cara ini aku dapatkan dari tes produk bermerkuri. Sebenarnya ada kontroversi untuk isu tes emas ini (lengkapnya bisa dibaca disini), namun karena ibuku yang orang departemen kesehatan membenarkan adanya cara ini, setidaknya cara ini dapat menjadi pertimbangan kita dalam mengumpulkan informasi. Perlu digarisbawahi pula sumber dari kedua blog tersebut tidak tertulis, sehingga kebenarannya belum dapat dipertanggungjawabkan.

Dari cara diatas yang seharusnya untuk bedak, aku mencobanya untuk krim. Aku meminjam cincin emas temanku lalu mengosokkannya pada krim walet yang aku oleskan pada tanganku. Tidak ada perubahan pada tanganku karena aku lupa harus tunggu 1-2 menit!

Kemudian aku mencoba menggosokkan cincin emasnya pada krim Walet yang aku olesi ditanganku juga, namun tidak ada perubahan menghitam atau abu pada tanganku. Tetapi beberapa menit kemudian temanku berkomentar, "Cincinku kok kayak pudar?!". Aku pun kaget dan langsung melihat cincinnya. Benar saja! warnanya seperti memudar. Tampak ada warna keabuan ditempat aku gosokkan, bukan emas lagi. Mungkin itu tanda jika ada merkuri pada krim, entah yang krim Walet 2 in 1 atau krim PL. hiiy! Aku pun meminta maaf dan tidak berani mengetes ulang karena telah memudarkan cincin emas temanku.
Kabar baik! Setelah 2 minggu, cincin emas temanku sudah seperti biasa. Tidak pudar lagi, hahah! Mungkin itu efek tertempel merkuri pada badan cincin. Sampai sekarang aku masih takut untuk meminjamnya dan mengetes ulang.

Kesimpulannya kedua krim ini tidak jelas, mulai dari kandungan, perusahaan, hingga nomor BPOM lokal maupun registrasi sejenis BPOM, atau GMP dari luar negri.

Lebih lanjut tentang krim racikan dokter yang dijual online, bisa jadi kebanyakan adalah krim kiloan seperti yang aku baca di krimwaletbahaya.wordpress.com, dimana bentuk krim kiloan bermerkuri itu adalah krim paginya berwarna kuning dan krim malamnya berwarna putih. Tapi perlu diketahui, blog tadi tidak aku sarankan untuk menjadi acuan untuk tau krim-krim berbahaya, karena tidak menggunakan bukti konkrit bahwa nama-nama paket krim yang ada pada tulisan-tulisannya sudah terbukti berbahaya dan merupakan krim kiloan. Blog tersebut hanya sebagai bahan pertimbangan dan untuk membuka pikiran. Ini gambar krim kiloan yang aku temukan di google:

Krim Pemutih Wajah Racikan Dokter
krim walet kiloan. krim PL teksturnya mirip dengan krim pagi sebelah kanan.

Yang miris dari krim kiloan yang tidak jelas pembuatnya ini, barang ini banyak di iklankan di iklan baris online. Seperti disini misalnya, iklan krim kiloan (yang ternyata sudah tidak bisa diakses lagi), dengan kata-kata yang menggiurkan penjual, "COCOK UNTUK ANDA YG INGIN PUNYA MEREK SENDIRI DENGAN MODAL KECIL", krim ini mungkin sekali menjadi "Krim Racikan Dokter" versi penjual-penjual kosmetik online.

Aku memang tidak tau dan tidak bisa menge-judge semua bahwa krim-krim online itu berbahaya. Krim dokter yang dijual online sendiri ternyata memang nyatanya banyak yang tidak aman seperti krim Baby Pink Syahrini yang pernah diulas di Investigasi, campuran dari mentega dan merkuri yang takarannya semena-mena, pastinya lebih dari 2%! 2% saja sekarang sudah dibilang berbahaya oleh BPOM, apalagi lebih dari itu. Paket Baby Pink Syahrini tadi dijual di Tokopedia.com dengan harga termurah Rp 16.000! Paketnya terdiri dari sabun, krim pagi & malam, serta toner. Bisa kebayang komposisi berbahayanya? Sekarang keluar merek baru namanya krim Ayu Ting-ting. Belum menyerah, merknya yang diubek-ubek.
Jika kamu jeli, di Tokopedia.com terdapat paket krim Adha (ternyata krim ini dicek di notifikasi kosmetik online BPOM tidak teregistrasi) yang dijual dengan judul "KW" dan "KW SUPER".  Kalau tas ada "KW", ya tidak masalah karena itu benda mati, untuk gaya-gayaan saja. Ini untuk wajah, kulit tersayang! Bahkan tubuh yang jadi pertaruhannya dimasa depan! Kok ya ada kata-kata KW? Entah bahannya aman atau tidak, siapa yang menjamin?

Namun, cara-cara penting untuk menambah informasi tentang kejelasan dan keamanan produk adalah sebagai berikut:

1. Jika produk belum dibeli, mintalah nomor BPOMnya. Jika penjual memberikan nomor BPOM, cek keasliannya di pom.go.id atau yang paling mudah di notifikasi kosmetik pom. Cara ini paling berguna jika ingin membeli krim dokter dari online. Jika nomor atau nama produk tidak ditemukan, nomor BPOM tersebut palsu dan barangnya tidak direkomendasi untuk dikonsumsi.
Untuk produk lokal dipasaran: banyak yang beranggapan walau sudah ada nomor BPOM, produk tidak terjamin bebas merkuri. Pikiran ini salah, karena produk bermerkuri tidak akan mendapat nomor BPOM. Jika ada pun, kemungkinannya  kecil sekali akan produk yang anda beli itu tidak asli atau isinya telah dicampur merkuri oleh penjual nakal. Maka itu untuk menghindari, belilah di supermarket besar yang tidak mungkin menjual barang palsu. Tetapi untuk produk dokter online: walau sudah ada nomor BPOM, tetap saja keaslian produk susah dilihat seperti kasus Adha krim diatas. Untuk menghindari, lebih baik jangan beli online, langsung saja ke dokter kulit! xD

2. Jika produk telah dibeli, cobalah uji merkuri menggunakan tes dengan cincin emas diatas. Jika menggunakan krim, hasil dapat dilihat di cincin tersebut, apakah berubah menjadi seperti pudar, keabuan, atau hitam? Jika menggunakan bedak, hasil dapat dilihat pada tangan anda. Namun kita tidak dapat melihat kadar merkuri ini dari cara seperti ini. Hanya saja jika kadar merkurinya terlalu banyak, terlihat sangat gelap bahkan kehitaman. Namun sekali lagi, cara ini belum merupakan cara yang valid dan hanya untuk berjaga-jaga saja akan produk tidak jelas yang dibeli, karena ada merkuri pun warna emas tidak langsung hitam juga.

3. Jika produknya adalah import, korea, USA atau lainnya, PASTI ada reviewnya dari blog atau website luar negri. Karena jika produk import sudah sampai ke negara ketiga (negara berkembang) seperti indonesia, pasti negara-negara seperti eropa, dan asia lainnya telah dilalui, mereka akan lebih terkenal di luar negri. Jika benar ada, berarti memang produk seperti itu ada diluar negri. Hanya saja tidak semua penjual mengetahui semacam nomor BPOM luar negri, seperti GMP atau FDAnya, dan tidak semua penjual itu niatnya memang jual baik-baik. Masih banyak suplier nakal sehingga kita harus tau toko online tersebut benar-benar baik reputasinya.

4. Sebenarnya cara yang ini tidak begitu diperlukan, dengan catatan produk dokter kulit yang didatangi lansung (bukan dokter umum pada klinik kecantikan biasa), karena produk dokter kulit asli sebenarnya sudah aman, jadi tidak perlu dicek karena ada ijin praktek dan mempunyai ijin-ijin lainnya yang diatur hukum. Namun jika tetap ingin tahu tentang keamanannya, bisa saja minta nomor BPOMnya. Kadang pun ada yang belum punya nomor BPOM, mungkin karena mahal (aku lupa untuk satu produk yang didaftarkan di BPOM itu tepatnya berapa, mungkin sekitar 1-3 juta), itu pun tidak perlu terlalu khawatir, karena setiap produk yang dokter berikan itu saran dari dokter sendiri tergantung keluhan wajahmu. Dan jika ada efek purging (timbul jerawat pada awal pemakaian dengan jangka waktu 1-3 bulan) itu wajar tergantung kondisi wajahmu. Selalu konsultasi ke dokter untuk mengeluhkan setiap efek menakutkan yang terjadi pada wajahmu. At least this is waaay better  dibanding produk dokter 'online'. Segala sesuatunya bisa langsung kamu komplain ke dokter dan minta tanggung jawab dokter jika terjadi hal buruk.

5. Adalagi cara yang paling aman dan paling niat untuk melakukan tes merkuri, HQ, maupun steroid. Cara ini baru aku dapatkan dari forum Female Daily beberapa waktu yang lalu. Namun cara ini memang memerlukan biaya. Tapi cara ini bisa aja digunakan jika kamu terlalu cocok dengan suatu perawatan dan ingin terus-terusan setia tetapi produk yang digunakan tidak jelas, maka cara yang paling ampuh adalah dengan melakukan tes di kampus fakultas kedokteran terdekat. Untuk harga tes, yang jelas tiap kampus berbeda, tetapi biasanya tiap 1 kandungan yang berbeda harga tesnya 150rb keatas. Lumayan worth untuk produk kesayangan yang ingin dipertahankan. Lebih jelas hasilnya, kalau ternyata hasilnya tidak baik penggunaan dapat dihentikan sebelum digunakan jangka panjang.

Pada akhirnya, kembali lagi ke kejelasan produk. Jika dari cara-cara diatas tidak dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan, ada baiknya tinggalkan produk tersebut dan carilah produk perawatan yang lebih jelas sebelum kita menjadi korban berikutnya :)
Advertisement